Manusia dan Kegelisahan
A. Pengertian kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang beraru tidak tenteram hatinya
selalu merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga
kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hari maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah
lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasa.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak
gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak
gerik tersebut ymuknya lain dari bisasanya mialnya berjalan mondar
mandir dalam ruangan tertenty sambil menundukkannya kepadalnya memandang
jauuh kedeoan sambil mengeoalkan tangannya duduk termenung sambil
memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan
lain lain
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresu dari keemasan karena itu dalam
kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan
kekhawatiran ataupunk ketakutan definisi dapat disebutkan, bahwa
seseornng memngalami frustaasu karena aa yang didingainkannya tidak
tercapata
Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bawa ada tiga macam
kecemasan yang menimpa mansusia yaitu kecemasan kenyataan (objektid)
kecemasan neurotic dan kecemasan moril
a. Kecemasaan Objektif
Kecematan tentang kenyataaan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai
akibat pengamatan atau suatu bhaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap
keadaan dalam lingkungan seseorangyang mengancam ntuk mencelakaakaknnya
pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau
berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di
lingkungannya.
For ex jikaseorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan
cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi
membalik. Karena ia mendendam maja ua berusaha selalu untuk ganti
berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti ayng ada di Film
Forbidden Party, a.k.a Invitation only.
b. Kecemasan Nerotis (Syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah.
menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan
kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau
takut akan id nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan
semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelusan , yang selalu
mengira bahwa sesuatu yang hebat terjaid.
c. Kecemasaan Moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi
memiliki bermacam macam emosi antara lain: iri, benci dendam dengki dan
marah gelisah cinta dan rasa kurnag percaya diri.
Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang canntik maka dalam
pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun
tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan kawannya lebih
diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril
B. Sebab Sebab orng Gelisah
Sebab sebab orang gelisah pada dasarnya adalah karena takut kehilangan hak nya
Hal itu adalah akibat dari ancaman, ntah ancaman dari dalam maupun ancaman dari luar.
sumber: http://nothingwrongwithmylongblackhair.wordpress.com/2010/05/24/manusia-dan-kegelisahan/
Sabtu, 30 Juni 2012
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat
hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri.
Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam jalinan sosial harus
dipertanggungjawabkan sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang
telah disetujui bersama.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Tanggungjawab
Tanggungjawb adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Berdasarkan penjalasan di atas, maka dapat kita jelaskan macam-macam dari bentuk tanggungjawab sebagai berikut :
Macam-macam Tanggungjawab :
langkah untuk dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan dalam merespon keadaan menentukan tingkat
keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat. Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menghancurkan dirinya sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindakan kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupkan penyebab dari nasib buruknya itu. Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggungjawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupannya yang lebih baik. Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggungjawab kehidupam ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga, ia merasa tidak perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini. Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Dilain pihak, sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggungjawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.
Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang bertanggungjawab menentukan
kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun esuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.
anaknya, anggota keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah kehidupan itu berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi tanggungjawab, orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara tidak langsung ayah dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang tua itu sendiri.
berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP.
- Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat
moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.
- Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang
lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan
yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
- Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan,
fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.
Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu
perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa.
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Tanggungjawab
Tanggungjawb adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Berdasarkan penjalasan di atas, maka dapat kita jelaskan macam-macam dari bentuk tanggungjawab sebagai berikut :
Macam-macam Tanggungjawab :
- Tanggungjawab terhadap diri sendiri
langkah untuk dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan dalam merespon keadaan menentukan tingkat
keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat. Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menghancurkan dirinya sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindakan kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupkan penyebab dari nasib buruknya itu. Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggungjawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupannya yang lebih baik. Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggungjawab kehidupam ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga, ia merasa tidak perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini. Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Dilain pihak, sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggungjawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.
Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang bertanggungjawab menentukan
kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun esuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.
- Tanggungjawab terhadap Keluarga
anaknya, anggota keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah kehidupan itu berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi tanggungjawab, orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara tidak langsung ayah dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang tua itu sendiri.
- Tanggungjawab terhadap masyarakat
berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP.
- Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
- Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat
moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.
- Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang
lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan
yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
- Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan,
fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.
Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu
perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa.
- Tanggungjawab terhadap Tuhan
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya, tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran dan perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
Kamis, 31 Mei 2012
Manusia dan Cinta Kasih
A. Hakikat Cinta Kasih
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadaminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih dan sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. bukunyaDengan demikian arti cinta dan kasih hampir sama. Walaupun mengandunf arti yang hampir sama, tapi terdapat perbedaan. Cinta cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm dalam bukunya menyebutkan bahwa cinta itu terytama memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adaklah hal – hal yang sifatnya manusiawi, bukan material. Yang merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan.
Pengertian cinta oleh Dr. Sarwito W. Sarwono mengemukaan bahwa cinta cinta memiliki 3 unsur, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan kemesraan ialah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan – ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya. Ketiga unsur tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, kseimbangan, dan kebahagiaan, berbagai bentuknya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Cinta diri
Secara alamiah manusia mencintai dirinya sendiri. Manusia membenci segala sesuatu yang mendatangkan penderitaan, rasa sakit dan bahaya lainnya.
Cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan, tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik. Karena jika cinta diri terlalu besar akan menimbulkan sifat egois.Inilah yang dimaksud dengan cinta ideal.
2. Cinta kepada sesama manusia
Cinta kepada sesama manusia merupakan watak manusia itu sendiri. Perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan dalam arti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung, atau berguna bagi dirinya, melainkan datang dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia.
Motivasi seseorang mencintai sesama manusia disebabkan karena manusia itu sendiri tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk sosial) dan merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasma antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Ia merupakan emosi alamiah yang tidak bisa diingkari. Tapi setidaknya kita harus bisa mengendalikan dan menguasai cinta ini dengan cara yang sah, yaitu pernikahan.
4. Cinta kebapakan
Seorang ibu dengan anak-anaknya terjalin suatu ikatan fisiologi. Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisiologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih dan spiritual. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk cinta yang lainnya.
6. Cinta kepada Rasul
Ini karena Rasul merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainya.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tenggung jawab, pengoebanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka sehingga keduanya merupakan satuan yang utuh.
C. Belas Kasihan
Sering orang berpendapat bahwa belas kasih atau cinta itu di atas keadilan. Dengan pendapat tersebut mereka bermaksud bahwa perilaku yang digerakkan atau dimotivasi oleh belas kasih itu lebih utama daripada kerjaan yang digerakkan oleh rasa keadilan.
Cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan dan cinta sesama itu tidak sama. Cinta sesama ini digunakan istilah belas kasihan. Karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya melainkan karena penderitaannya.
Jadi kata kasihan atu rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Dalam isei on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwadaminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih dan sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. bukunyaDengan demikian arti cinta dan kasih hampir sama. Walaupun mengandunf arti yang hampir sama, tapi terdapat perbedaan. Cinta cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm dalam bukunya menyebutkan bahwa cinta itu terytama memberi, bukan menerima. Yang paling penting dalam memberi adaklah hal – hal yang sifatnya manusiawi, bukan material. Yang merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan.
Pengertian cinta oleh Dr. Sarwito W. Sarwono mengemukaan bahwa cinta cinta memiliki 3 unsur, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan – kebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan kemesraan ialah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan – ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya. Ketiga unsur tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, kseimbangan, dan kebahagiaan, berbagai bentuknya dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Cinta diri
Secara alamiah manusia mencintai dirinya sendiri. Manusia membenci segala sesuatu yang mendatangkan penderitaan, rasa sakit dan bahaya lainnya.
Cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan, tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang lain untuk berbuat baik. Karena jika cinta diri terlalu besar akan menimbulkan sifat egois.Inilah yang dimaksud dengan cinta ideal.
2. Cinta kepada sesama manusia
Cinta kepada sesama manusia merupakan watak manusia itu sendiri. Perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan dalam arti karena seseorang itu membela, menyetujui, mendukung, atau berguna bagi dirinya, melainkan datang dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia.
Motivasi seseorang mencintai sesama manusia disebabkan karena manusia itu sendiri tidak dapat hidup sendirian (manusia sebagai makhluk sosial) dan merupakan suatu kewajiban.
3. Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasma antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Ia merupakan emosi alamiah yang tidak bisa diingkari. Tapi setidaknya kita harus bisa mengendalikan dan menguasai cinta ini dengan cara yang sah, yaitu pernikahan.
4. Cinta kebapakan
Seorang ibu dengan anak-anaknya terjalin suatu ikatan fisiologi. Para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisiologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih dan spiritual. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk cinta yang lainnya.
6. Cinta kepada Rasul
Ini karena Rasul merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainya.
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tenggung jawab, pengoebanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka sehingga keduanya merupakan satuan yang utuh.
B. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya ialah perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreatif manusia.
Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing, tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang bergetar.
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan pada dasarnya ialah perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreatif manusia.
Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing, tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang bergetar.
Sering orang berpendapat bahwa belas kasih atau cinta itu di atas keadilan. Dengan pendapat tersebut mereka bermaksud bahwa perilaku yang digerakkan atau dimotivasi oleh belas kasih itu lebih utama daripada kerjaan yang digerakkan oleh rasa keadilan.
Cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan dan cinta sesama itu tidak sama. Cinta sesama ini digunakan istilah belas kasihan. Karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya melainkan karena penderitaannya.
Jadi kata kasihan atu rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Dalam isei on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih.
Manusia dan Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala
hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam
(pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia
(wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman,
perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya.
Keindahan adalah identik dengan kebenaran
Manusia merupakan ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memiliki
lima komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut
dilahirkan. Kelima komponen tersebut adalah nafsu, akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang
telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya
manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan
keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang
menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang
renungnya, dengan akal pikiran manusia melakukan kontemplasi
komprehensif guna mencari nilai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan dari
suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga
merupakan salah satu indikator dari keindahan.
Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk
lain. Oleh karena itu, akal dan budi manusia memiliki kehendak atau
keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau
keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda.
Kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi,
sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari naluri.
Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka
kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian. Jumlahnya tak
terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti
yakni untuk menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan
hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau
memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang
‘baik’, yang ‘indah’.” Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan dambaan
setiap manusia; karena dengan keindahan itu manusia merasa nyaman
hidupnya. Melalui suasana keindahan itu perasaan “(ke) manusia (annya)”
tidak terganggu.
Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan
nafsunya untuk mendorong hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau
direnungkan oleh sang akal tadi agar bisa terrealisasikan. Ditambah lagi
dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa
hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan,
oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.
Oleh karena itu, alangkah baiknya kita harus bersyukur kepada Tuhan yang
telah menciptakan kita sebagai manusia yang memiliki segala bentuk
keindahan yang sempurna yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang
lainnya. Janganlah kita merusak keindahan yang telah dianugrahkan kepada
setiap insan manusia, dan janganlah pula kita merusak keindahan
terhadap makhluk-makhluk Tuhan yang lainnya.
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan
itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya termasuk penderitaan
ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan
lain-lain.
Al Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak menguraikan penderitaan manusia sebagai peringatan bagi manusia.
Hampir
semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi
penderitaan. Epos Ramayana dan Maha Bharata merupakan salah satu contoh
cerita yang penuh penderitaan.
Karya Shakespeare pun banyak mengungkapkan penderitaan batin yang dialami para pelakunya. Dalam drama Romeo and Juliet,
Shakespeare ingin mengomunikasikan penderitaan batin dua remaja yang
sedang dilanda cinta. Kedua orang tuanya saling bermusuhan, sehingga tak
mungkin bagi mereka untuk melangsungkan cintanya sampai jenjang
perkawinan. Betapa terharu dan pilu hati pembaca atau penonton (film)
menyaksikan ketragisan kedua remaja itu yang berakhir dengan kematian.
Di sini kita dihadapkan pada pihak-pihak yang dicekam oleh harga diri
yang palsu atau lebih tepat kesombongan orang tua. Karena sifat dan
sikap yang congkak itu, anak mereka sangat dicintai menjadi korban.
Dalam
riwayat Nabi Muhammad Saw. pun, diceritakan bahwa beliau dilahirkan
sebagai anak yatim dan kemudian yatim piatu, yang dibesarkan kakeknya
kamudian pamannya. Beliau menggembala kambing, bekerja pada orang dan
sebagainya. Bahkan sebagian besar hidupnya mengalami penderitaan yang
luar biasa.
Dalam
riwayat hidup Budha Gautama, yang dipahatkan dalam bentuk relief pada
dinding candi Borobudur kita juga melihat adanya penderitaan. Meskipun
berupa relief, hati kita dan haru pada saat melihatnya. Seorang pangeran
(Sidarta) yang meninggalkan istana yang bergemerlapan masuk hutan
menjadi bhiksu dan makan dengan cara mengemis, mengembara di hutan yang penuh penderitaan dan tantangan.
Kalau
kta baca buku riwayat hidup orang besar, semuanya dimulai dengan
penderitaan. Hamka, mengalami penderitaan yang hebat pada masa kecilnya,
hingga ia sempat mengecap sekolah kelas II saja. Namun ia mampu menjadi
orang terkenal, orang besar pada zamannya, berkat perjuangan hidupnya
melawan penderitaan.
Contoh
lainnya adalah Bung Hatta, yang beberapa kali menjalani pembuangan di
tengah hutan Irian Jaya yang penuh belukar dan penyakit, namun Tuhan
tetap melindunginya sehingga ia dapat menjadi pemimpin bangsanya.
Pada
waktu kita membaca riwayat hidup para tokoh itu, kita dihadapkan pada
jiwa besar, harga diri, berani karena benar, rasa tanggung jawab,
semangat membaca, dan sebagainya. Semua itu menjadi pelajaran yang
sangat berharga bagi kita. Di sana tidak kita temui jiwa munafik,
plin-plan, cengeng, dengki, iri, dan sebagainya.
1. Siksaan
Apabila
berbicara tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangat
mengerikan, bahkan mendirikan bulu kuduk kita. Di dalam benak kita,
terbayang seseorang yang tinggi besar, kokoh kuat dan dengan muka yang
seram sedang memegang cemeti yang siap mencambukkan tubuh orang yang
akan disiksa; atau ia memegang tang dan siap mencopot kuku-kuku orang
yang disiksa. Mungkin juga si penyiksa sedang merokok dan bermaksud
untuk menyulut sekujur tubuh orang yang sedang disiksa. Semua itu dengan
maksud agar orang yang disiksa itu memenuhi permintaan penyiksa atau
sebagai perbuatan balas dendam.
Siksaan
semacam itu banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa.
Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf
besar, dan disertai gambar si korban.
Siksaan
manusia juga menimbulkan kreativitas bagi orang yang pernah mengalami
siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau
tak langsung. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan, baik berupa
berita, cerpen ataupun novel yang megisahkan siksaan. Dengan membaca
hasil seni yang berupa siksaan, kita akan dapat mengambil hikmahnya.
Karena kita dapat menilai arti manusia, harga diri, kejujuran,
kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga hati yang telah dikuasai nafsu
setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan, dan sebagainya.
Kita dapat menilai diri kita sendiri, di mana kita berdiri, di mana kita berpihak, dan sejauh mana ketakwaan kita.
2. Rasa Sakit
Rasa
sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit. Rasa
sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil,
tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya.
Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan,
rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dan
lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena
siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita.
Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa
tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
3. Neraka
Berbicara
tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang dalam
ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang
hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan
penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain.
Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia
masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara
tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga
berbicara tentang kesalahan.
Dalam
Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau
ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 6 yang
artinya:
Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang
munafik laki-laki dan perempuan, oang-orang yang musyik laiki-laki dan
perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap Allah. Mereka
mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka, dan menyediakan neraka
Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat
kembali. (Q.S. Al-Fath : 6)
1. Siksaan
Manusia dengan Keadilan
A. PENGERTIAN KEADILAN Keadilan menurut aristoteles adalah
kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik
tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu
sedikit.
B. KEADILAN SOSIAL Untuk mewujudkan
keadilan sosial, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk yakni
:
1) Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan
2) Sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak
orang lain
3) Sikap suka member pertolongan kepada orang yang
memerlukan
4) Sikap suka bekerja keras 5) Sikap menghargai hasil
karya orang lain
C. BERBAGAI MACAM KEADILAN
1) Keadilan legal
atau keadilan moral Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum
merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga
kesatuannya.
2) Keadilan Distributif Aristoteles berpendapat bahwa
keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara
sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.
3) Keadilan
Komutatif Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum
4) KEJUJURAN Kejujuran atau jujur artinya apa
yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang
dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada.
5) KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur,
dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar, sudah tentu
kecurangan sebagai lawan jujur. 6) PEMULIHAN NAMA BAIK Nama baik
merupakan tujuan orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela.
Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik,
Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya
adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Tingkah laku
atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai
dengan kodrat manusia, yaitu :
a) Manusia menurut sifat dasarnya
adalah mahluk moral
b) Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang
harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku
moral tersebut.
Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran
manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak. Ahlak
berasal dari bahasa arab akhlaq bentuk jamak dari khuluq dan dari akar
kata ahlaq yang berarti penciptaan. Oleh karena itu, tingkah laku dan
perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptanya sebagai manusia,
untuk itu orang harus bertingkah laku dan berbuat sesuai dengan ahlak
yang baik Ada tiga macam godaan yaitu derajat/pangkat, harta dan
wanita. Bila orang tidak menguasai hawa nafsunya , maka ia akan
terjerumus kejurang kenistaan karena untuk memiliki derajat/pangkat ,
harta dan wanita itu dengan mempergunakan jalan yang tidak wajar jalan
itu antara lain fitnah, sombong, suap, mencuri, merampok, dan menempuh
semua jalan yang diharamkan.
7) PEMBALASAN Pembalasan itu ialah
suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang
serupa, tingkah laku yang seimbang. Sebagai contoh A memberikan makanan
kepada B. Dilain kesempatan B memberikan minuman kepada A perbuatan
tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini merupakan pembalasan.
Manusia dan Pandangan hidup
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
1 Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2 Pandangan hidup yang berupa Ideologi, yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3 Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup mempunyai 4 unsur-unsur, yaitu:
1. CITA-CITA
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang selalu ada dalam
pikiran. Cita-cita merupakan pandangan masa depan dan pandangan hidup
dimasa yang akan datang.
Faktor manusia yang ingin mencapai cita-citanya ditentukan oleh kualitas
manusianya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang apabila berhasil akan menimbulkan kepuasan.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya
dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang
menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu
cita-cita sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang
merintangi.
2. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan adalah suatu perbuatan yang mendatangkan
kesenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebaikan pada hakekatnya
sama dengan perbuatan moral yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia berbuat baik karena pada hakekatnya manusia itu baik. Makhluk
bermoral atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah sebuah pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Kedua unsur tersebut terpisah bila manusia meninggal. Manusia
mempunyai kepribadian oleh karena itu ia mempunyai pendapat sendirian ia
mencintai dirinya, perasaannya dan cita-citanya. Untuk dapat melihat
kebajikan kita harus melihat dari 3 segi, yaitu manusia sebagai mahluk
pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk
Tuhan.
Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang mendesak seseorang
untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan. Jadi suara
hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu nilai suara
hati amat besar dan penting dalam hidup manusia.
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara
hati masyarakat dan Tuhan. Kebajikan berarti: berkata sopan, santun,
berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun,
berpakaian sopan agar tidak meransang bagi yang melihatnya
3. USAHA DAN PERJUANGAN
Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.
Sebagian hidup manusia adalah usaha atau berusaha. Apabila manusia
bercita-cita menjadi kaya, maka ia harus bekerja keras. Kerja keras itu
dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani
bahkan dengan keduanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat
manusia iri, miskin dan melarat bahkan menjatuhkan harkat dan
martabatnya sebagai seorang manusia.
4. KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN
Keyakinan atau kepercayaan berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu:
1. Aliran Naturalisme, aliran ini berintikan spekulasi mungkin ada Tuhan
mungkin juga tidak. Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dari nature
dan itulah ciptaan Tuhan. Bagi yang percaya adanyaTuhan, itulah
kekuasaan tertinggi. Manusia adalah ciptaan Tuhan karena itu manusia
mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran ajaran Tuhan yaitu agama.
2. Ajaran agama dari pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia
sifatnya relatif. Ajaran agama ada 2 macam, yaitu:
(a). Ajaran agama yang dogmatis, disampaikan Tuhan melalui ajaran para nabi.
(b) Aliran Intelektualisme, besar aliran ini adalah logika atau akal.
Akal berasal dari bahasa Arab yaitu qolbu yang berpusat dihati, sehingga
timbullah istilah “hati nurani” artinya daya rasa.
Aliran gabungan, dasar aliran ini adalah perbuatan yang gaib dan akal.
Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, sedangkan akal
adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul 2
kemungkinan pandangan hidup yaitu : pandangan hidup sosialisme dan
sosialisme religius.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik yaitu:
1. Mengenal, merupakan suatu kodrat bagi manusia dan tahap hidup pertama
dari setiap individu. Sebagai seorang muslim kita mengenal pandangan
hidup yaitu alquran dan hadist serta ijamak Ulama yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan pada mengerti tentang pandangan hidup.
3. Menghayati, menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pandangan
hidup yaitu dengan memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup.
4. Meyakini, merupakan suatu hal yang cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan hidupnya.
5. Mengabdi, merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya
sendiri lebih dari orang lain.
6. Mengamankan, merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan
iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi
tegaknya pandangan hidup itu.
Langganan:
Postingan (Atom)