Sampah
Menurut beberapa kalangan sampah menjadi suatu kendala yang tidak bisa
dihilangkan. Saat ini yang terpenting dilakukan adalah cara pandang masyarakat
agar melihat sampah itu bermanfaat. Ke depannnya sampah harus dilihat sebagai
komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di wilayah setempat, tidak ada
yang harus di buang. Sehingga yang sampai ke TPA hanya tinggal 20% saja. Sampah
mempunyai dua sisi yang bisa dilihat. Pertama ketidakmampuan dalam mengelola
sampah, itu akan menjadikan ancaman bagi manusia. Seperti menyebabkan banjir,
lingkungan yang kotor dan sebagainya. Kedua bisa mendatangkan manfaat bagi
manusia, jika kita dapat mengelolanya dengan baik. “Nah sekarang tergantung
dari sisi mana kita melihatnnya”.
Upaya perubahan pandangan dan mainset masyarakat terhadap sampah dapat
dilakukan dengan pembuatan kawasan percontohan pengolahan sampah di tengah
pemukiman penduduk. Misalnya dengan kegiatan pemilihan sampah sesuai dengan
jenis dan sifat sampah (sampah organik dan anorganik). Pengolahan sampah
organik dan anorganik menjadi produk yang bernilai ekonomis seperti pupuk
kompos, karya tangan dan sebagainya. Dengan pengolahan yang baik, sampah
organik dapat bernilai jual yang ekonomis, seperti halnya pupuk kompos.
Disamping bisa membantu para petani dalam penyediaan pupuk juga bisa mengurangi
pengeluaran yang besar dalam pembelian pupuk kimiawi yang semakin mahal saat
ini. Lalu sampah anoragnik seperti sisa plastik, bahan bekas bisa dijadikan
kerajinan tangan yang bernilai tinggi.
Didaerah
Bantul, Yogyakarta warga Badegan mereka mempunyai kebiasaan yang luar biasa
mengesankan. Mereka mengumpulkan, menyimpan bahkan menabung sampahnnya di
sebuah bangunan sederhana yang berukuran 8 kali 12 meter. Lantainya hanya
beralas tanah, tanpa pintu dan jendela. Di tembok tak bercat itu terpampang
spanduk besar bertuliskan “Bank Sampah Gemah Ripah”. Seperti bank pada umumnya,
bank sampah pun memiliki teller untuk mencatat dan mencocokan lagi semua
penyetoran sampah nasabah dalam buku besar yang disebut buku induk. Setiap
pukul 16.00 wib mereka berkerumun untuk mengantri menabung sampah mereka.
Sebenarnnya semua itu tergantung dari sudut mana kita memandang sesuatu, bahkan
dari hal yang menurut kita menjijikan, dari sudut pandang orang lain itu
merupakan sumber rejeki dan sesuatu yang bernilai tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar